Kampus
adalah zona penuh aktivitas, hampir setiap hari dan seharian penuh kita ada di
kampus atau bolak-balik kampus. Dalam melaksanakan setiap kesibukan sebagai mahasiswa
perlu adanya kepedulian terhadap daerah sekitar, bukan hanya terhadap
masyarakatnya tetapi juga terhadap lingkungan. Pembentukan pola pikir dan gaya
hidup yang cinta lingkungan juga harus diterapkan selain pola pikir akademis.
Sepeda mempunyai manfaat yang luar biasa bagi kesehatan jiwa serta raga. Hal
ini khususnya untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan yang selama ini
terjadi. Peningkatan kendaraan bermotor akan meningkatkan emisi gas buang yang
akan mencemarkan udara yang kita hirup. Sudah seharusnya di setiap kampus untuk
menerapkan Bike to Campus yang dapat
mengurangi polusi udara dan mewujudkan kampus konservasi yang ramah lingkungan.
Berikut
ini adalah beberapa kampus yang sudah punya sepeda kampus ramah :
1.
Universitas Indonesia (Juli 2008)
Program Sepeda Kuning (spekun) ini
digagas dan direalisasikan Rektor UI, Prof. Dr. der Soz Gumilar Sumantri yang
merupakan komitmen nyata dari UI dalam mewujudkan Campus Go Green. Program yang awalnya bekerjasama dengan B2W dan
Polygon menjadikan UI sebagai universitas yang memiliki sepeda kampus pertama
di Indonesia. Sepeda didesain berwarna kuning, khusus untuk UI, dan merupakan
sepeda single seat.
Awalnya
program ini menyediakan 200 sepeda
dengan 11 shelter sepeda. Hingga Januari 2010 bertambah menjadi 400 sepeda dan
17 shelter. Fasilitas sepeda akan terus ditambah sesuai perkembangan yang ada.
Penggunakan spekun bukan hal yang wajib, juga di UI sepeda tersebut hanya diperuntukan bagi
kalangan civitas akademika. Para tamu tidak bisa meminjam begitu saja.
Shelter sepeda Universitas Indonesia, Depok. Sumber : http://www.ui.ac.id |
Bersepeda di UI. Sumber : http://www.ui.ac.id |
2.
Institut Teknologi Bandung (Agustus
2010)
Sejak
diluncurkannya fasilitas sepeda kampus di Institut Teknologi Bandung (ITB),
antusias mahasiswa menggunakan kendaraan antipolusi itu semakin meningkat. Hal
ini dikemukakan Banitama Supartha, salah satu anggota Unit Sepeda ITB. Program
penyediaan fasilitas sepeda kampus ini diluncurkan pada 10 Agustus 2010 lalu
oleh keluarga alumni ITB. Pada awal peluncuran, jumlah sepeda yang tersedia
hanya sekitar 20 unit. "Saat ini sudah ada 90 unit sepeda yang bisa
digunakan mahasiswa dan dilengkapi tiga shelter," kata Bani.
Selain untuk memfasilitasi mahasiswa dalam berkendaraan
sepeda di lingkungan kampus, program ini juga dirancang untuk membawa misi
lingkungan di kalangan mahasiswa. Mahasiswa boleh menggunakan sepeda dari hari
Senin-Jumat, dari pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Selama ini untuk masalah
perawatan dan pemeliharaan sepeda kampus tersebut diserahkan pada Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Unit Sepeda ITB.
Jejeran Sepeda Kampus di Institut Teknologi Bandung. Sumber : http://blogs.itb.ac.id |
Shelter sepeda di ITB. Sumber : http://blogs.itb.ac.id |
3.
Universitas Negeri Semarang (Agustus
2010)
Menurut Rektor Unnes, Prof Sudijono
Sastroatmodjo, di Semarang, Jawa Tengah, kewajiban mengendarai sepeda itu untuk
mengurangi polusi dan mewujudkan konsep kampus konservasi yang ramah
lingkungan. Untuk mendukung keberhasilan program itu, Unnes menyediakan sarana
dan prasarana pendukung. Misalnya, pembangunan jalan untuk pejalan kaki. Begitu
pula untuk pemakai sepeda, ada jalur tersendiri dengan tempat parkir khusus.
Unnes juga
tengah merancang pembangunan "shelter" yang akan berfungsi sebagai
tempat transit, tempat parkir sepeda, dan pengaturan jalur sepeda. Para
mahasiswa diharapkan untuk memarkirkan sepeda motor atau mobil di
kantong-kantong pemarkiran sekitar shelter dan beralih menggunakan sepeda
menuju kampus masing-masing.
Prof
Masrukhi mengatakan, Unnes akan menyediakan lima titik parkir, sepeda dan mobil aki kering. Mobil ini akan memfasilitasi civitas akademica yang beraktivitas secara gratis. Unnes
memperoleh bantuan 700 unit sepeda dari Bank Mandiri. Bantuan sepeda itu
dimaksudkan sebagai bentuk dukungan atas program universitas konservasi yang
dicanangkan perguruan tinggi itu. Kebijakan Unnes bersepeda atau berjalan kaki
ini diberlakukan bagi seluruh mahasiswa baru sejak tahun ajaran baru 2010/2011
sekitar bulan Agustus.
Kondisi Kelurahan
Sekaran dan sekitarnya di Kecamatan Gunungpati ini memang tidak ideal dengan
kemiringan lebih dari 20o, tetapi hal ini bukannya tidak mungkin
untuk budaya bersepeda. Kuncinya adalah dengan keterpaduan moda baik kendaraan
umum dan pribadi harus tersambung dengan lokasi parkir sepeda maka arus komuter
pesepeda akan lancar.
Rektor dan Para Staff Unnes menggunakan sepeda di kawasan kampus. Sumber : http://www.wikimu.com |
4.
Universitas Gajah Mada (Desember
2011)
Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM)
punya sekitar 850 sepeda. Seluruh civitas akademika boleh meminjam. Bahkan,
tamu yang berkunjung ke kampus tersebut, boleh meminjamnya. Asal, melampirkan
identitas dan hanya dipakai di lingkungan kampus. Menurut Rektor UGM
Sudjarwadi, program tersebut bagian dari upaya UGM mewujudkan transportasi ramah
lingkungan. Selain itu, bersepeda juga membuat badan sehat dan mendorong
prestasi akademik yang bagus.
Saat ini,
sepeda tersebut hanya bisa dipakai di lingkungan kampus. Sepeda tersebut
maksimal dipakai selama 30 menit. Perhentian sepeda sudah ditentukan di
titik-titik tertentu yang disebut stasiun. Saat ini ada sembilan stasiun di
dalam lingkungan kampus. Pihak UGM juga membuat jalur khusus sepeda di areal
kampus.
Tampak Depan Sepeda Kampus UGM. Sumber : http://www.ugm.ac.id |
Jalur Sepeda UGM. Sumber : http://www.ugm.ac.id |
Stasiun Sepeda UGM. Sumber : http://www.ugm.ac.id |
5.
Universitas Diponegoro (2011)
Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi
mengatakan, sedikitnya 800 unit sepeda bisa dimanfaatkan mahasiswa ke kampus.
Pihak BNI juga memberikan bantuan untuk pembuatan rumah sepeda. Sepeda tersebut
didistribusikan ke 15 lembaga termasuk fakultas. Tiap fakultas diberi jatah 30
unit, sisanya ditempatkan di rektorat. Sepeda ini bisa digunakan mahasiswa baik
dari kos ke kampus ataupun antar fakultas. Kegiatan bersepeda massal di
lingkungan Undip sudah rutin digelar setiap hari Jumat.
Jalur sepeda
di Undip telah dibangun dan melintas dari gerbang utama Undip hingga ke
fakultas-fakultas. Selain itu, juga akan dibangun rumah sepeda yang menjadi
terminal sepeda. Di sini, mahasiswa, karyawan, dan dosen yang masuk kampus
Undip bisa menyewa sepeda dengan meninggalkan kartu pengenal saja. Namun hal
ini kurang publikasi dan masih sangat minim mahasiswa yang bersepeda ke kampus.
Hingga saat ini kurangnya fasilitas adalah kendala dalam program ini, yaitu belum
tersedianya shelter sepeda dan kurangnya sosialisasi kepada mahasiswa tentang
budaya bersepeda ini.
Sepeda Kampus Undip. Sumber : http://forel.undip.ac.id |
6.
Universitas Sriwijaya (2011)
Program
“Gowes to Campus” Universitas Sriwijaya (Unsri) mendapatkan bantuan 100 unit
sepeda dari PT BNI (Persero) Wilayah Palembang, Sumatera Selatan. Kampus Unsri
Indralaya yang luasnya mencapai 712 Ha menjadi sasaran awal program “go green”
untuk menjadikan kawasan tersebut bebas polusi udara. Banyaknya penggunaan
kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) tidak selaras dengan cita-cita menjadikan
kampus hijau. Untuk itu, secara bertahap akan dialihkan menggunakan sepeda
sebagai sarana transportasi dalam kampus. Rektor Unsri, Prof Dr Badia Perizade
bertekad untuk menjadikan Unsri sebagai kampus yang berhasil membangun kawasan
ramah lingkungan dengan mengoptimalkan kendaraan tanpa bahan bakar minyak atau
fosil. Penambahan sepeda sebagai sarana transportasi umum dalam kampus akan
dikoordinir setiap fakultas. Sehingga diharapkan Unsri mampu mewujudkan
kawasannya sebagai kampus hijau.
Shelter Sepeda di Kampus Unsri Indralaya. Sumber : http://www.antarafoto.com |
CEO BNI Palembang Jeffry AM Dendeng (kanan) menyerahkan sepeda kepada Rektor Universitas Sriwijaya Prof DR Badia Perizade (kiri) di Indralaya, Sumsel, Rabu (10/11). Sumber :http://www.antarafoto.com |
Jadi
sebaiknya setiap kampus menerapkan kampus sepeda secara wajib untuk membantu
menjaga kebersihan lingkungan dan udara yang kita hirup. Pada dasarnya masih
banyak kampus yang sudah mempunyai sepeda tetapi tidak langsung mengembangkan
fasilitas pendukungnya, seperti shelter sepeda atau parkiran untuk kendaraan
dan peraturan yang kurang tegas. Mengubah pola hidup memang tidak mudah dan
sangat dibutuhkan konsistensi dari semua civitas akademika, tetapi alangkah
baiknya jika kita sebagai mahasiswa menyadari dan dapat ikut berkontribusi
untuk menciptakan udara bebas polusi.
SUMBER :
Achie. 2011. “Setahun
Sepeda Kampus ITB”. http://www.antarajawabarat.com. Diunduh Senin, 24 Juni 2013.
Anonim. 2008. “Sepeda
Kuning”. http://www.ui.ac.id. Diunduh Senin, 24 Juni 2013.
Edorusyanto. 2011.
“Sepeda Kampus UGM Keren”. http://edorusyanto.wordpress.com. Diunduh Senin, 24 Juni 2013.
Jauhary, Hadziq. 2011.
“Undip Sediakan Ratusan Sepeda Kampus”. http://suaramerdeka.com. Diunduh Senin, 24 Juni 2013.
Sohirin. 2013.
“Mahasiswa Semarang Dilarang Pakai Mobil dan Motor. http://www.tempo.co/read. Diunduh Senin, 24 Juni 2013.
Triyatno. 2011. “100 Sepeda Untuk
Unsri”. http://www.antarasumsel.com. Diunduh Senin, 24 Juni 2013.
No comments:
Post a Comment